tengkleng asli solo dlidir

Jumat, 13 Oktober 2017

Keraton Solo Surakarta ikon yang masih terjaga

Keraton Solo Surakarta merupakan salah satu destinasi wisata utama yang ada di Kota Solo atau pun Surakarta, tentunya selain obyek wisata anda lainnya. Tidak hanya itu, pusat pemerintahan yang dulu pernah berjaya ini juga menjadi ikon Solo dan yang masih terjaga sampai saat ini.


Keraton Solo Surakarta ikon

Batik sarong wholesale.

Sejarah penamaan keraton solo surakarta



Keraton ini dulunya dibangun pada kisaran tahun 1744 sebagai tempat untuk Raja Susuhunan Paku Buwono II dan keluarga serta para pengikutnya setelah pelariannya ke daerah Ponorogo. Hal ini terjadi karena adanya pemberontakan di Keraton Kasunanan Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini dilakukan oleh warga Tionghoa dan dibantu oleh orang Jawa yang tidak suka dengan kehadiran penjajah Belanda, peristiwa ini juga dikenal dengan istilah Geger Pecinan.


Dan setelah pemberontakan ini berhasil dihentikan, ternyata kondisi Keraton Kasunanan Kartasura sudah tidak layak atau bahkan dianggap “kotor” untuk kembali ditempati. Maka dari itu dipindahkanlah Keraton ini dari Kartasura ke Surakarta. Pembangunan keraton sendiri mengambil tempat di sebuah wilayah yang ada di Desa Sala. Dan tanah di mana keraton berdiri ini sebelumnya adalah milik akuwu kalau istilah sekarang adalah lurah yang bernama Ki Gede Sala. Oleh PB II tanah ini dibeli dan kemudian dibangun sebuah istana yang memiliki karakteristik unik.


Pembangunan keraton ini juga melibatkan Sultan Hamengkubuwono I sebagai salah satu arsitekturnya. Maka tidak heran jika penataan bangunan serta kawasan yang ada di sekitar keraton sangat mirip dengan kawasan Keraton Yogyakarta. Dan setelah Keraton Kasunanan Surakarta ini selesai dibangun. Ki Gede Sala wafat dan dimakamkan di kawasan keraton atau Baluwarti.


Dan nama Ki Gede Sala kemudian dijadikan sebagai nama kota ini yakni Solo. Sedangkan PB II sendiri menyebut Surakarta dengan Surakarta Hadiningrat. Adanya dua nama ini yakni Solo dan Surakarta sampai sekarang memang sering memunculkan perdebatan. Ada yang setuju dengan nama Solo tetapi tidak sedikit pula yang sepakat dengan nama Surakarta. Ada yang menyebut Solo ada juga yang menyebut Surakarta. Dan hal itu wajar saja, karena memang ada sejarahnya sendiri-sendiri terkait dua nama tersebut.

Tentang situs kami lainnya bisa lihat di layanan aqiqah solo, aqiqah jogja, aqiqah semarang, perlengkapan haji dan seragam batik kantoran ekslusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar