Wacana untuk menjadikan Kota Solo sebagai ibukota yang baru ini pun banyak menuai pro dan kontra di berbagai kalangan. Ada beberapa kalangan yang mengaku setuju dan mendukung dengan wacana ini, tetapi tidak sedikit pula yang dengan tegas menolaknya. Berbagai alasan maupun dalih disampaikan untuk menguatkan sikapnya masing-masing, baik itu rasa setuju maupun penolakannya tersebut.
Tentang usaha kami lainnya bisa lihat di Traditional batik fabric
, dan jual batik.
Wacana Ibu Kota Solo adalah Provinsi Jawa Tengah
Bagi pihak yang mendukung wacana ini berargumen jika Kota Solo merupakan kota dengan budaya yang sangat tinggi. Bahkan kota ini menjadi pusat budaya yang ada di Jawa Tengah. Selama ini nama Solo sangat identik dengan nama Jawa. Sehingga, jika da orang yang menyebut Jawa itu mengarah pada nama Kota Solo itu sendiri. Dengan keberadaan budaya ini, maka menjadikan Kota Bengawan ini memang layak untuk menggantikan Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jateng.
Selain itu, di Solo sendiri banyak sekali aset dari Provinsi yang pengelolaannya belum bisa maksimal. Baik itu aset berupa kantor maupun tanah. Keberadaan aset-aset inilah yang turut mendukung adanya wacana tersebut. Kemudian ada argumen lain yang menyebutkan potensi SDM yang ada di Kota Solo sudah sesuai dengan standar nasional dan juga internasional. Tidak hanya itu perputaran perekonomian yang terjadi di Solo juga cukup besar. Ini setidaknya bisa menjadi salah satu pendukung untuk menjadi sebuah ibukota.
Sedangkan bagi kalangan yang menolak wacana ini berargumen jika Semarang lebih layak menjadi ibukota. Tetapi, jika nantinya Provinsi Jawa Tengah dimekarkan, maka Kota Solo bisa diusulkan menjadi sebuah ibukota baru untuk Provinsi Surakarta.